Blogger Widgets TENTANG MANAJEMEN

Wednesday, December 18, 2013

MACAM-MACAM PASAR


  1.   Pembagian Pasar Menurut Waktunya
  • Pasar Harian yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli yang belangsung setiap harinya
  • Pasar Mingguan yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli yang berlangsung sekali dalam seminggu
  • Pasar Bulanan yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli sekali dalam sebulan
  • Pasar Tahunan yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli yang dilakuakan sekali dalam setahun contohnya Ramadhan Fair, Medan Fair, dll
     2.   Pembagian Pasar Menurut Tempatnya
  • Pasar setempat yaitu Pasar dimana kegiatan pertemuan  antara penjual dan pembeli yang hanya  meliputi tempat tertentu. Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar tersebut berupa barang-barang konsumsi atau barang-barang keperluan sehari-hari.
  • Pasar Daerah Pasar daerah Pasar dimana kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang meliputi  wilayah tertentu, misalnya wilayah kabupaten atau provinsi. Pedagang-pedagang yang ada di pasar daerah biasanya para pedagang besar yang melayani pedagang-pedagang eceran. Barang yang diperdagangkan sebagian besar adalah barang konsumsi dari hasil industri seperti perlengkapan mandi, alat-alat dapur, pakaian, dan kebutuhan  perlengkapan sekolah.
  • Pasar Nasional yaitu dimana kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli yang meliputi  wilayah suatu negara. Barang-barang yang dikonsumsi masyarakat seluruh negara seperti barang konsumsi, barang produksi, surat berharga, saham, valuta asing, dan modal.
  • Pasar Internasional Pasar internasional adalah kegiatan pertemuan antara penjual dan pembeli dari berbagai negara di seluruh dunia. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar tersebut berupa komoditi yang diminati konsumen internasional.
    3.  Pembagian Pasar Menurut Bentuknya
  • Pasar Konkrit (Pasar Nyata) adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung. Penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi jual beli (tawarmenawar). Barang-barang yang diperjualbelikan di pasar konkrit terdiri atas berbagai jenis barang yang ada di tempat tersebut. Contoh pasar konkrit yaitu pasar tradisional, supermarket, dan swalayan. Namun ada juga pasar konkrit yang menjual satu jenis barang. Misalnya pasar buah hanya menjual buahbuahan, pasar hewan hanya melayani jual beli hewan, pasar sayur hanya menjual sayur-mayur.
  • Pasar Abstrak (Pasar Tidak Nyata) adalah pasar yang kegiatan jual beli barang atau jasa yang diperdagangkannya dilakukan berdasarkan contoh-contoh yang kualitasnya sudah ditentukan. Barang yang dijualnya pun tidak tersedia di tempat. Transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli juga tidak harus bertemu secara langsung. Mereka dapat melakukannya melalui telepon, surat, internet, dan telegram. Contoh dan bentuk barang bisa dilihat melalui brosur, internet, televisi, majalah, koran, tabloid, dan lain-lain
    4.  Pembagian Pasar Menurut Jenisnya
  • Pasar Persaingan Sempurna disebut juga pasar persaingan murni adalah pasar di mana terdapat banyak penjual dan pembeli dan mereka sudah sama-sama mengetahui keadaan pasar.  Ciri-ciri Pasar Persaingan Sempurna adalah sbb :
  1. Banyak penjual dan pembeli.
  2. Barang yang diperjualbelikan sejenis (homogen).
  3. Penjual maupun pembeli memiliki informasi yang lengkap tentang pasar. 
  4. Harga ditentukan oleh pasar.
  5. Semua faktor produksi bebas masuk dan keluar pasar.
  6. Tidak ada campur tangan pemerintah.
  • Pasar Persaingan Tidak Sempurna adalah kebalikan dari pasar persaingan sempurna yaitu pasar yang terdiri atas sedikit penjual  dan banyak pembeli. Pada pasar ini penjual dapat menentukan hargabarang. Barang yang diperjualbelikan jenisnya heterogen (berbagai jenis barang). Pasar persaingan tidak sempurna mempunyai beberapa bentuk pasar
  1. Pasar Monopoli adalah pasar yang terjadi apabila seluruh penawaran terhadap sejenis barang pada pasar dikuasai oleh seorang penjual atau sejumlah penjual tertentu. Pada pasar monopoli terdapat ciri-ciri berikut ini.
    • Hanya ada satu penjual sebagai pengambil keputusan harga (melakukan monopoli pasar).
    • Penjual lain tidak ada yang mampu menyaingi dagangannya.
    • Pedagang lain tidak dapat masuk karena ada hambatan dengan undang-undang atau karena teknik yang canggih.
    • Jenis barang yang diperjualbelikan hanya semacam.
    • Tidak adanya campur tangan pemerintah dalam penentuan.
     
  2. Pasar Persaingan Monopolistis adalah pasar dengan banyak penjual yang menghasilkan barang yang berbeda corak. Pasar ini banyak dijumpai pada sektor jasa danperdagangan eceran. Misalnya jasa salon, angkutan, toko obat/apotik, dan toko kelontong. Pada pasar persaingan monopolistik terdapat ciri-ciri berikut ini.     
    • Terdiri atas banyak penjual dan banyak pembeli.
    • Barang yang dihasilkan sejenis, hanya coraknya berbeda. contohnya : sabun, pasta gigi, dan minyak goreng.
    • Terdapat banyak penjual yang besarnya sama, sehingga tidak ada satu penjual yang akan menguasai pasar. Pada pasar persaingan monopolistis, para penjual menjual barang dagangannya dengan harga yang berbeda-beda, sehingga pembeli bisa memilih di mana barang yang disukai dapat dibelinya
    • Penjual mudah menawarkan barangnya di pasar.
    • Penjual mempunyai sedikit kekuasaan dalam menentukan dan memengaruhi harga pasar.
    • Adanya peluang untuk bersaing dalam keanekaragaman jenis barang yang dijual.          
  3. Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual untuk suatu barang tertentu, sehingga antara penjual yang satu dengan yang lainnya bisa memengaruhi harga. Contoh: perusahaan menjual mobil dan sepeda motor, perusahaan rokok, industri telekomunikasi, dan perusahaan semen. Pasar oligopoli mempunyai ciri-ciri berikut ini.        
  • Hanya terdapat sedikit penjual, sehingga keputusan dari salah satu penjual akan mempengaruhi penjual lainnya.
  • Produk-produknya berstandar.
  • Kemungkinan ada penjual lain untuk masuk pasar masih    terbuka 
  • Peran iklan sangat besar dalam penjualan produk perusahaan.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    


PASAR



Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang fiat. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian. Ini adalah pengaturan yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran. Persaingan sangat penting dalam pasar, dan memisahkan pasar dari perdagangan. Dua orang mungkin melakukan perdagangan, tetapi dibutuhkan setidaknya tiga orang untuk memiliki pasar, sehingga ada persaingan pada setidaknya satu dari dua belah pihak. Pasar bervariasi dalam ukuran, jangkauan, skala geografis, lokasi jenis dan berbagai komunitas manusia, serta jenis barang dan jasa yang diperdagangkan. Beberapa contoh termasuk pasar petani lokal yang diadakan di alun-alun kota atau tempat parkir, pusat perbelanjaan dan pusat perbelanjaan, mata uang internasional dan pasar komoditas, hukum menciptakan pasar seperti untuk izin polusi, dan pasar ilegal seperti pasar untuk obat-obatan terlarang.
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. Pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual yang baik yang memengaruhi harga nya. Pengaruh ini merupakan studi utama ekonomi dan telah melahirkan beberapa teori dan model tentang kekuatan pasar dasar penawaran dan permintaan. Ada dua peran di pasar, pembeli dan penjual. Pasar memfasilitasi perdagangan dan memungkinkan distribusi dan alokasi sumber daya dalam masyarakat. Pasar mengizinkan semua item yang diperdagangkan untuk dievaluasi dan harga. Sebuah pasar muncul lebih atau kurang spontan atau sengaja dibangun oleh interaksi manusia untuk memungkinkan pertukaran hak (kepemilikan) jasa dan barang.

Sunday, December 15, 2013

Kelemahan dan Kelebihan Bisnis Ritel



Usaha ritel memiliki kelebihan dan kekurangannya dalam kegiatannya. Kelebihan dan kekurangan usaha ritel, antara lain sebagai berikut.
            1.      Kelebihan Usaha Ritel
            Kelebihan usaha ritel, antara lain :
            a.    Modal yang diperlukan cukup kecil, namun keuntungan yang diperoleh cukup besar.
b.   Umumnya lokasi usaha ritel strategis. Mereka mendekatkan tempat wisata dengan  tepat berkumpul konsumen, seperti didekat pemukiman penduduk, terminal bis, atau kantor-kantor.
c.   Hubungan antara peritel dengan pelanggan cukup dekat, karena adanya komunikasi dua arah antara pelanggan dengan peritel.
            2.      Kekurangan Usaha Ritel
            Kekurangan usaha ritel, antara lain :
a.  Keahlian dalam mengelola toko ritel berskala kecil kurang diperhatikan oleh peritel. Usaha ritel berskala kecil terkadang dianggap hanyalah sebagai pendapatan tambahan sebagai pengisi waktu luang, sehingga peritel kurang memperhatikan aspek pengelolaan usahanya.
b. Administrasi (pembukuan) kurang atau bahkan tidak diperhatikan oleh peritel, sehingga terkadang uang atau modalnya habis tidak terlacak
c.   Promosi usaha tidak dapat dilakukan dengan maksimal, sehingga ada usaha ritel yang tidak diketahui oleh calon pembeli atau pelanggan.

Arti Penting Retailing dan Klasifikasinya



 Dalam dunia bisnis, perdagangan eceran memegang peranan yang sangat penting, baik dari sudut konsumen maupun produsen. Pedagang eceran bertindak sebagai pengecer atau makelar yang menghubungkan konsumen dan produsen secara tidak langsung. Barang-barang dari suatu perusahaan (produsen) dijual kepada konsumen secara langsung. Untuk itu, pedagang eceran ikut serta dalam kelancaran dan kesuksesan penjualan suatu perusahaan.
Dari sudut produsen, pedagang eceran merupakan pihak yang ahli dalam bidang penjualan produk.
           Klasifikasi Usaha Ritel
            Usaha ritel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala usaha dan teknik memasarkan produk. Simak uraian berikut.
      1.      Berdasarkan skala usaha 
Berdasarkan skala usahanya, usaha ritel dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan ritel kecil (peritel berskala kecil).
            a.       Ritel besar
            Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan  juga produk-produk impor. Ciri-ciri peritel besar, antara lain:
·      Membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, sehingga menghindari   penggunaan perantara dalam pembelian produknya,
·      Menyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang kerumah pelanggan,
            ·      Ukuran tokonya  lebih besar daripada ritel berskala kecil,
            ·         Membutuhkan modal yang besar untuk memulai dan menjalankan usahanya.
            Contoh dari toko ritel berskala besar adalah specialty store, department store, super market, discount house, hyper market, general store, dan chain store.
            b.      Ritel kecil
            Peritel berskala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding yang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun  mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkal dan tidak berpangkal.

            1)      Usaha ritel berpangkal
            Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung atau kios, dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima.  Lokasi warung atau kios biasanya menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli. Sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, byasanya bergerombol di trotoar  jalanan.
            2)      Usaha ritel tidak berpangkal
            Jenis usaha  ritel ini tidak memiliki suatu lokasi kusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan sayur-mayur.

F. Peran dan Fungsi Usaha Ritel
            1.   Peran Usaha Ritel
            Produsen menjual produknya kepada grosir (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang eceran / ritel ( pengecer / peritel). Pengecer  / peritel adalah orang-orang atau toko yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Mereka menjual barang pada konsumen akhir. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena melalui usaha  ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing. Produsen dan peritel dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Produsen dapat memasang iklan, mengadakan undian, atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko peritel. Kadang kala ada produsen  yang langsung memberikan bonus kepada peritel.
            Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain :
            a. Memberikan suplai / pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan. Usaha ritel biasanya berlokasi didekat rumah pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama.
            b.      Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta  jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang diinginkan pada tempat yang nyaman. Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.
            c.       Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.
d.   Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat. Produk yang dijual dalam usaha ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli. Hasil akhirnya adalah peningkatan standar hidup dan penjualan produk.
e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran  (produksi massal). Produksi massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan.
            Peran ritel dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa ) ke konsumen akhir.

            2.     Fungsi Usaha Ritel
            Fungsi usaha ritel dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain :
§  Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudah di akses pelanggan, seperti di sekitar rumah-rumah penduduk,
§  Memberikan beragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang diinginkan,
§  Membagi produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan/ukuran yang kecil,
§  Mengubah produk menjadi bentuk yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan, peritel menggunakan promosi beli satu gratis satu. Dalam hal ini, produk dikemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk
§  Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relatif tetap,
§  Membantu terjadinya perubahan (perpindahan) kepemilikan barang, dari produsen ke      konsumen,
§  Mengakibatkann perpindahan barang melalui sistem distribusi,
§  Memberikan informasi, tidak hanya ke pelanggan, tapi juga ke pemasok,
§  Memberikan jaminan produk, layanan purna jual, dan turut menangani keluhan pelanggan
§  Memberikan fasilitas kredit dan sewa. Contohnya, jasa penyewaan mobil yang  kegiatan usahanya menyewakan mobil, atau toko kmoputer yang menyediakan fasilitas pembelian komputer jinjing (laptop) secara kredit.