Blogger Widgets TENTANG MANAJEMEN: November 2013

Saturday, November 23, 2013

GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

             Faktor penting dalam proses pengambilan keputusan adalah permasalahan yang sedang dihadapi. Dalam kehidupan organisasi mutlak diperlukan kemampuan untuk melihat, mengenal, dan mengidentifikasi permasalahan. Banyak hal dapat dikatakan permasalahan, dipandang, dan segi pengambilan keputusan, manakala pihak tertentu khususnya manajer memiliki tujuan yang jelas dan yang sedang diusahakan realisasinya.
              Untuk merealisasikan tujuan, aktivitas perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu secara sederhana maupun rumit sehingga timbul aktivitas yang efektif dengan rencana tertentu sebagai standar melakukan aktivitas dalam organisasi.
              Terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan yang ada dalam organisasi dan memerlukan aktivitas pengembilan keputusan. Maneger dalam pengembilan keputusan dapat berperan dalam berbagai macam gaya. Pada beberapa organisasi seringkali terdapat variasi gaya pengambilan keputusan manajemen antara satu manager dengan manager lainnya.
              Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sbb :

  1. Manager mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia pada waktu tertentu.
  2. Manager memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan keputusan yang di pandang relevan.
  3. Manager membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahannya secara individual dan mendapatakan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan para bawahan sebagai suatu kelompok.
  4. Manager membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kleompok dan mengumpulkan gagasan dan saran para bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau pertemuan kelompok. Keputusan yang diambil dapat atau tidak menceminkan masukan intuisi dan aspirasi para bawahan.
  5. Manager membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun serta menilai alternatif. manager tidak bermaksud untuk mempengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta merealisasi setiap keputusan hasil musyawarah bersama.
          Pengambilan keputusan (manager) sebagai seorang yang harus melakukan pengambilan keputusan harus memenuhi berbagai kriteria dasar, terutama syarat intelektual dan mental. Hal ini dimaksudkan untuk dapat melakukan pengambilan keputusan secara bertanggung jawab. Manager tidak mampu membedakan antara tanggung jawab untuk mengambil keputusan dengan tanggung jawab untuk menjalankan keputusan.
         Setiap pusat keputusan akan selalu timbul permasalan keputusan. Permasalahan tersebut terjadi mengenai ada yang harus dikumpulkan dan dalam bentuk yang bagaimana informasi tersebut harus disimpan di mana dan untuk berapa lama.
             

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

         Keputusan yang telah ditetapkan oleh manajer bukanlah tujuan organisasi, keputusan lebih tepat dilaksanakan sebagai cara yang tepat dilaksanakan sebagai cara yang tepat untuk merealisasikan tujuan. Keputusan sebenarnya merupakan suatu tanggapan keorganisasian terhadap suatu permasalahan. Setiap keputusan adalah keluaran dan proses dinamis yang dipengaruhi oleh kekuatan yang banyak sekali. Herbert A. Simon mengajukan model yang bermamfaat sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan (Davis, 1974). Model yang diajukan terdiri dari tiga tahap pokok, yaitu sbb :

  1. Penelitian, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji untuk dijadikan arah tindakan yang dapat mengidentifikasikan permasalahan
  2. Desain, yaitu mendaftarkan, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Aktivitas ini meliputi proses untuk memahami permasalahan, menghasilkan pemecahan, dan menguji kelayakan pemecahan tersebut.
  3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dan keseluruhan yang ada. Pilihan ditentukan dari dilaksanakan.      
          Proses keputusan dapat dipandang sebagai sebuah arus dan penelitian sampai desain dan kemudian penetuan alternatif yang dipandang tepat (pemilihan). Pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan pada tahap sebelumnya untuk dimulai lagi.
          James L. Gibson, dkk (1984) mengemukakan proses pengambilan keputusan yang seluruhnya terdiri atas 7 tahapan antara lain :
  • Penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya                                                                           Setiap organisasi memerlukan tujuan dalam setiap bidang dimana hasil karya mempengaruhi efektivitas organisasi.  Apabila tujuan telah ditetapkan secara memadai maka tujuan akan menentukan hasil yang harus dicapai dan ukuran yang akan digunakan untuk menunjukkan tercapai tindaknya tujuan tersebut.
  • Identifikasi permasalahan                                                                                                                   Dengan demikian, apabila tidak ada permasalahan maka tidak perlu keputusan. Hal ini menggaris bawahi betapa pentingnya menetapkan tujuan dan sasaran yang dapat di ukur. Bagaimana kronisnya permasalahan bagi organisasi diukur dengan penyimpangan antara hierarki hasil karya yang dideskripsikan dalam tujuan organisasi dengan hierarki hasil karya yang di capai.
  • Pengembangan alternatif                                                                                                                   Sebelum manajer mengambil keputusan, terlebih dahulu perlu dikembangkan beberapa alternatif yang dapat dilaksanakan dan harus dipertimbangkan konsekuensi yang mungkin dan masing-masing alternarif. Hal ini merupakan proses pencarian di mana lingkungan intern dan ekstern yang relevan dengan organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif akan dipilih, Pencarian tersebut dilaksanakan dalam batas waktu dan biaya tertentu, karena hanya dengan usaha besar tersebut dapat dikerahkan untuk mengembangkan alternatif.
  • Evaluasi alterinatif                                                                                                                             Pada setiap situasi keputusan, sasaran dalam mengambil keputusan adalah memilih alternatif yang akan lebih menguntungkan dan yang paling kecil kerugiannya. Hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga kondisi berikut.
  1. Kepastian, manager sebagai pengambil keputusan memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai kemungkinan keluaran dan setiap alternatif.
  2. Ketidakpastian, manajer sebagai pengambilan keputusan sama sekali tidak mengetahui kemungkinan dan keluar dari masing-masing alternatif.
  3. Resiko, manajer sebagai pengambilan keputusan memiliki sedikit prakiraan mengenai kemungkinan dan keluaran masing-masing alternatif.
  • Seleksi alternatif                                                                                                                             Seleksi alternatif dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan sehingga mampu merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
  • Implementasi keputusan                                                                                                            Setiap keputusan memiliki karakteristik sedikit lebih dan suatu abstraksi, manakala keputusan tidak diimlementasikan. Pilihan harus dilaksanakan secara efektif untuk merealisasikan tujuan yang telah dilaksanakan secara efektif untuk merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. tidak mustahil apabila terjadi keputusan yang baik dapat menjadi jelek karena dalam mengoperasikannya kurang baik.
  • Pengendalian dan evaluasi                                                                                                                Manajemen yang efektif melakukan pengukuran berkala mengenai kleuaran dan apabila terjadi penyimpangan, perlu diadakan perubahan. Apabila keluaran nyata tidak sesuai dengan keluaran yang direncanakan, harus diadakan perubahan dalam pemecahan yang dipilih pelaksanaannya atau dalam sasaran semula. Apabila sasaran semula harus diubah, proses pengambilan keputusan secara keseluruhan perlu diulang kembali. Hal ini yang penting adalah bahwa jika keputusan tersebut dilaksanakan, manajer tidak dapat beranggapan bahwa keluarannya akan memenuhi sasaran semula.                                                                                  

Friday, November 22, 2013

TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

         Teori diciptakan bukan menjadi patokan bagi kita dalam menyelesaikan permasalahan, teori diciptakan sebagai pedoman bagi kita dalam menghadapi permasalahan yang ada pada diri dan lebih luas pada suatu perusahaan sehingga kita dapat mengambil keputusan dalam menyelesaikan permasalahan sehingga permasalahan yang kita hadapi dapat terselesaikan dan tidak menjadikan permasalahan menjadi lebih luas kesegala bidang.
          Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi, mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif yang di hadapi. alternatif yang ditetapkan merupakan keputusan. Kualitas keputusan yang diambil tersebut merupakan standar dan efektivitas mereka.
             Teori keputusan berakar kuat dalam bidang statistika dan ilmu perilaku serta memiliki tujuan sebagai pengambil keputusan dalam ilmu tersebut bukan hanya sebagai kiat saja. Pada pertengahan abad 20-an, para ahli peneliti operasional ahli stastika, ahli komputer, dan ahli perilaku berusaha mengidentifikasi elemen dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat menjadi kerangka kerja bagi manajer sebagai pengambil keputusan untuk memungkinkan mereka secara lebih efektif menganalisis lingkungan yang rumit serta mengandung berbagai macam alternatif serta konsekuensi yang mungkin.
          Herbert A. Simon (1980: 5-6) telah mengembangkan klasifikasi jenis keputusan yang berbeda, yaitu keputusan yang berbeda, yaitu keputusan yang diprogram (programmed decision) dan keputusan yang tidak diprogram (non programmed decisions).
  1. Keputusan yang Diprogram (programmed Decision)
           Keputusan dapat diprogramkan sejauh keputusan tersebut berulang dan rutin serta telah dikembangkan prosedur tertentu untuk menanganinya. Manajer dari sebagian besar organisasi sering menghadapi beberapa keputusan yang diprogramkan dalam pekerjaannya secara rutin. Keputusan tersebut harus dilakukan tanpa mengeluarkan sumber daya organisasi yang kurang perlu. Secara trasdisional, keputusan yang diprogram telah ditangani dengan norma, prosedur kerja yang baku, dan struktur organisasi yang mengembangkan prosedur spesifikasi untuk menanganinya.

      2.  Keputusan yang tidak Diprogram (Nonprogrammed Decision)
           Suatu keputusan tidak diprogram manakala keputusan tersebut baru dan tidak tersusun. Oleh karena keputusan tersebut memiliki karakteristik demikian maka tidak ada prosedur yang pasti untuk menangani permasalahan. Hal itu disebabkan tidak timbul dengan cara yang persis sama dengan sebelumnya atau karena permasalahan tersebut rumit atau bahkan luar biasa urgensinya sehingga keputusan tersebut memerlukan manajemen yang spesifik. Namun, manajemen modern belum bayak kemajuan dalam meningkatkan pengambilan keputusan yang tidak diprogram dibandingkan dengan kemajuan dalam pengambilan keputusan yang diprogram.
           Perhatian utama manajemen puncak (top management) hendaknya dipusatkan pada keputusan yang tidak diprogram, Manajemen hierarki tengah (midle management) memusatkan perhatian mereka sebagian besar pada keputusan yang diprogram, meskipun dalam beberapa hal manajemen hierarki pertama (lower management) memusatkan perhatian pada keputusan yang diprogram. karena hirarki pertama lebih banyak bertanggung jawab pada pengoperasian rencana yang telah ditetapkan dan aktivitasnya lebih banyak bersifat teknis.


Wednesday, November 6, 2013

Defenisi Ilmu Ekonomi



Salah satu defenisi ilmu ekonomi yang terkenal , dan dapat dianggap sebagai defenisi ilmu ekonomi yang pertama kali menyebutkan ilmu ekonomi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berdaya upaya untuk memberikan pengetahaunan dan pengetian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai kemakmuran . Tetapi banyak kalangan yang menganggap defenisi ini tidak lebih dari pada sebuah defenisi “ ringan”,  sebuah defenisi yang untuk orang awam tentang ekonomi, sedangkan kita memerlukan defenisi yang memadai. Paul A. Samuelson dalam buku Economics telah mengumpulkan sejumlah defenisi ekonomi yang dirumuskan oleh para ahli ekonomi, mulai dari Smith hingga generasi berikutnya, yaitu : 
·   Ilmu ekonomi menanyakan barang Apa yang akan diproduksi, bagaimana barang ini                       diproduksi, dan untuk siapa diproduksi. 
· Ilmu menganalisa setiap gerakan dan perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi , mis kecendrungan dalam harga, hasil produksi , pengangguran dan perdagangan luar negeri. Jadi gejala-gejala tadi bisa kita pahami, maka ilmu ekonomi dapat dimamfaatkan pemerintah untuk mengembangkan kebijakan ekonominya sehingga dapat memperbaiki perekonomian. 
· Ilmu ekonomi mempelajari perdagangan di antara berbagai Negara. Ilmu ekonomi membantu menerangkan mengapa Negara-negara mengekspor komoditi tertentu dan mengimpor yang lainnya. Ilmu  ekonomi juga menganalisis efek pembatasan terhadap perdagangan internasional. 
· Ilmu ekonomi merupakan ilmu mengenai pilihan. Ilmu ini mempelajari bagaimana orang-orang memilih menggunakan sumber daya yg langka dan terbatas ( mis tenaga kerja, mesin, keterampilan teknis) untuk memproduksi berbagai komoditi ( seperti beras, pakaian, daging, dan lain-lain), dan menyalurkannya keberbagai anggota masyarakat untuk dikonsumsi. 
·         Ilmu ekonomi adalah study tentang uang , suku bunga, modal dan kekayaan.
Defenisi-defenisi diatas masing-masing mengandung kebenaran yang berdiri sendiri, sehingga kita menganggap seakan-akan hanya lima defenisi yang sama benarnya. Samuelson sendiri pernah mengatakan bahwa setiap ekonomi bisa saja memperluas defenisi tersebut menjadi lebih banyak. Namun demikian, samuelson akhirnya memberikan pernyataan sebagai kesimpulan dengan sebuah defenisi yang ditulis nya dimana para ahli ekomomi sepakat untuk menerima kebenaran defenisinya itu sebagai defenisi umum, yaitu sbb :
Economics is study of how man and society end up choosing, with or without the use of money, to employ scarce productive resources that could have alternative uses, to produce various commodity and distribute them for consumption, now or in the future, among various people and groups in society.
Ilmu ini adalah studi tentang bagamaimana orang-orang atau masyarakat memilih menggunakan sumber-sumber dayanya yang langka dan yang mempunyai penggunaan alternative untuk memproduksi berbagai jenis komoditi, dana juga menyalurkan nya untuk, konsumsi masa sekarang maupun di masa mendatang kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat.
Macam-macam defenisi ilmu ekonomi lainnya :
1.       Albert L. Meyers dalam bukunya : “Grondslage van de modern economic” mengemukakan bahwa : “Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuas kebutuhan manusia”.
2.       Prof. Dr. J.L. Mey Jr. dalam bukunya : “leerboek der bedrifs economie”; Jilid I, berpendapat bahwa ; Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha manusia kea rah kemakmuran”.
3.       Lionel Robbins telah mendafenisikan ilmu ekonomi sebagai berikut :
“ Economic is the science which studies human behavior as a relationship between ends and scarce means which have alternative uses”.
                Dari defenisi diatas, terlihat beberapa hal yang menjadi pokok pemikiran kita.
a               Bahwa masalah ekonomi setiap perilaku ekonomi, atau masalah utama di dalam ilmu ekonomi, adalah masalah pemilihan (problem of choice). Sesuai dari defenisi yg tercantum diatas bahwa masalah pemilihan yang dimaksud adalah memilih cara menggunakan sumber-sumber daya utama(seperti tanah, tenaga kerja dan peralatan modal) yang mempunyai penggunaan-penggunaan alternative. Artinya, Sumber-sumber daya hanya mempunyai satu penggunaan saja, meskipun alternatifnya banyak .
b           Sumber-sumber daya itu merupakan barang-barang langka (scerce), bukan barang yang tersedia berlimpah, seperti air,laut, dan udara. Langkanya sumberdaya itu mengisaratkan kepada manusia agar menggunakannya secara efesien.
c             Tentang penggunaan Uang. Keharusan penggunaan uang di dalam setiap aktivitas ekonomi merupakan soal kedua. Sedangkan soal utamanya adalah menentukan pilihan dalam menggunakan sumber-sumber daya yang langka, baik untuk kebutuhan produksi maupun konsumsi. Namun demikian, uang penting dalam kehidupan ekonomi, karena tanpa uang perekonomian tidak akan bekerja secara produktif.
     Tentang produksi dan pembagian hasil-hasilnya kepada setiap orang di dalam suatu masyarakat. Sederhananya, istilah produksi dan konsumsi ini bisa diterjemahkan dengan pembuatan dan pemakaian.

Perkembangan Ilmu Ekonomi



Sebagai ilmu pengetahuan modern, ilmu ekonomi berkembang untuk pertama kalinya ditulis dan diperkenalkan oleh Adam Smith (1723-1790), seorang ekonom yang terkemuka dari  Scotlandia, melalui buku nya yang berjudul An inquiry into the nature and causes of the wealth of nation atau disingkat The weath of Nations pada tahun 1776. Topik – topik penting yang di bahas pada buku ini berisi tentang kerja sama antar –manusia sebagai sumber kekayaan , nilai dan penetapan harga , teori pembagian pendapatan yang mencakup sewa, upah, dan laba, akumulasi modal dan dasar-dasar ilmu keuangan Negara.  Karena buku ini banyak membahas seluruh masalah ekonomi secara lengkap dan sistimatis, banyak orang yang menganggap Smith sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi Modern”. Aliran atau paham yang diciptakan oleh Adam Smith di kenal sebagai sebutan Mazhab klasik atau Mazhab liberal.
Penulis-penulis aliran klasik selain Adam Smith adalah Thomas Robert Maltus (1766-1843), ia terkenal karena bukunya yang berjudul Essay on The Principles of Population yang terbit pada 1789, Jean Babtise Say (1776 -1832) yang terkenal karena hokum pasarnya (Law of Market), kemudian David Ricardo (1772-1823), menjadi termahsur karena buku yang berjudul  The Principles of Political Economy and Taxation tahun 1817.Perkembangan ilmu ekonomi pada generasi berikutnya ditandai dengan munculnya penulis-penulis dari aliran ilmu ekonomi neoklasik, di antaranya adalah Jhon Stuart Mill (1806-1873), Leon Walras (1834-1910), William Stenley Jevons (1835-1882), Carl Menger (1840-1921), Alfred Marshall (1842-1924) dan Villfredo Pareto (1884-1824). Setelah Perang Dunia I, ilmu ekonomi mencapai kemajuan besar di bidang pembahasan serta analisis perekonomian Negara-negara maju dan berkembang. Bersamaan dengan masa depresi yang melanda perekonomian dunia di tahun 1930-an, muncul buku General Theory of Employment, interest  and  Money yang ditulis oleh Jhon Maynard Keynes (1883-1956) pada tahun 1963. Melalui buku ini, Keynes telah mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam ilmu ekonomi yang menjadi dasar perkembangan ilmu ekonomi makro. Teori-teori Keynes yang revolusioner banyak membantu menjelaskan kekuatan – kekuatan yang menyebabkan terjadinya berbagai fluktuasi ekonomi ketika tiu, serta membantu merumuskan pendekatan-pendekatan baru untuk mengatasi dampak negatif yang timbul akibat siklus usaha. Sumbangan-sumbangan Keynes dalam ilmu ekonomi telah mengubah cakrawala ekonomi dunia, dan sejak saat itu ilmu ekonomi mengalami perubahan besar. Keynes juga ber[eran dalam persidangan Bretton Woods pasca perang Dunia II yang memmunculkan Dana Moneter Internasional ( International Monetary Fund) dan Bank Dunia (World Bank).

Friday, November 1, 2013

Bentuk Alternatif Organisasi Bisnis

            Ada 3 bentuk utama organisasi bisnis :
1. Kepemilikan Perseorangan 
Kepemilikan Perseorangan ( sole proprietorship ) adalah suatu bisnis tidak terinkorporasi yang dimiliki oleh seorang individu. untuk memulai bisnis ini walaupun bisnis yang terkecil sekalipun harus mendapat izin dari pemerintah. adapun keunggulan dari kepemilikan ini adalah
  • Dapat dibentuk dengan mudah dan murah
  • Menjadi subjek dari sedikit peraturan pemerintah
  • Bisnis ini dapat terhindar dari pajak penghasilan perusahaan ( di indonesia disebut sebagai pajak badan)
Adapun kelemahan dari kepemilikan ini adalah sbb :
  • Sulit bagi satu kepemilikan perseorangan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar.
  • Pemilik memiliki kewajiban pribadi yang tidak terbatas untuk utang-utang bisnisnya, yang dapat mengakibatkan kerugian besar dari uang yang diinvestasi  di dalam perusahaan tersebut.
  • Usia dari suatu bisnis yang diorganisasikan dalam suatu kepemilikan perseorangan terbatas pada usia dari individu yang mendirikannya. 
2. Persekutuan
Suatu persekutuan ( partnership ) terjadi ketika dua atau lebih orang bekerja sama untutk melakukan suatu bisnis nonkorporasi. Persekutuan dapat beroperasi di bawah derajat formalitas yang berbeda-beda, mulai dari informal, kesepakatan lisan, sampai persetujuan formal yang dicatat pada sekretaris negara bagian di Amerika Serikat dimana persekutuan tersebut terbentuk. Persekutuan juga terhindar dari pajak pengahasilan perusahaan. Adapun kelemahan dari persekutuaan sama dengan yang dikaitkan pada kepemilikan perseorangan yaitu :
  • Kewajiban yang tidak terbatas
  • usia organisasi yang terbatas
  • Kesulitan dalam memindahkan kepemilikan, dan 
  • Kesulitan untuk mendapatkan modal dalam jumlah besar
Sedangkan keunggulan dari Persekutuan yang paling mendasar ialah biaya yang rendah dan kemudahan dalam pembentukannya.

 3. Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas ( corpoation ) adalah suatu entitas legal yang diciptakan oleh suatu negara bagian, dan terpisah serta berbeda dari pada pemilik dan manajernya. Keterpisahan ini memberikan Perseroan terbatas memiliki tiga keunggulan utamanya :
  • Usia yang tidak terbatas.
  • Kemudahan dalam perpindahan kepemilikan. Kepemilikan dapat di bagi menjadi lembar-lembar saham, yang selanjutnya dapat jauh lebih mudah  untuk dipindahkan dari pada kepemilikan perseorangan atau persekutuan.
  • Kewajiban yang terbatas. Kerugian hanya dibatasi pada sampai dana aktual yang diinvestasikan.