Blogger Widgets TENTANG MANAJEMEN: Arti Penting Retailing dan Klasifikasinya

Sunday, December 15, 2013

Arti Penting Retailing dan Klasifikasinya



 Dalam dunia bisnis, perdagangan eceran memegang peranan yang sangat penting, baik dari sudut konsumen maupun produsen. Pedagang eceran bertindak sebagai pengecer atau makelar yang menghubungkan konsumen dan produsen secara tidak langsung. Barang-barang dari suatu perusahaan (produsen) dijual kepada konsumen secara langsung. Untuk itu, pedagang eceran ikut serta dalam kelancaran dan kesuksesan penjualan suatu perusahaan.
Dari sudut produsen, pedagang eceran merupakan pihak yang ahli dalam bidang penjualan produk.
           Klasifikasi Usaha Ritel
            Usaha ritel dapat diklasifikasikan berdasarkan skala usaha dan teknik memasarkan produk. Simak uraian berikut.
      1.      Berdasarkan skala usaha 
Berdasarkan skala usahanya, usaha ritel dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu ritel besar (peritel berskala besar), dan ritel kecil (peritel berskala kecil).
            a.       Ritel besar
            Perdagangan ritel berskala besar menyediakan satu jenis barang ataupun berbagai barang kepada sejumlah besar pelanggan dalam suatu toko besar. Dalam kegiatan usahanya, peritel berskala besar menyediakan kenyamanan bagi pelanggan, baik berupa interior dan eksterior toko, maupun keramahan pelayanan yang diberikan wiraniaganya. Produk yang biasa ditawarkan oleh peritel berskala besar, antara lain pakaian, alat-alat elektronik, dan  juga produk-produk impor. Ciri-ciri peritel besar, antara lain:
·      Membeli produk langsung dari produsen dalam jumlah besar, sehingga menghindari   penggunaan perantara dalam pembelian produknya,
·      Menyediakan layanan kepada sejumlah besar pelanggan, misalnya dengan memberikan layanan antar barang kerumah pelanggan,
            ·      Ukuran tokonya  lebih besar daripada ritel berskala kecil,
            ·         Membutuhkan modal yang besar untuk memulai dan menjalankan usahanya.
            Contoh dari toko ritel berskala besar adalah specialty store, department store, super market, discount house, hyper market, general store, dan chain store.
            b.      Ritel kecil
            Peritel berskala kecil disebut dengan ritel tradisional. Ragam produk yang ditawarkan biasanya tidak sebanding yang ditawarkan peritel besar. Misalnya untuk produk sabun  mandi, jenis merek yang ditawarkan peritel kecil mungkin tidak terlalu banyak nilai dibandingkan peritel besar. Usaha ritel kecil dapat dibagi menjadi dua, yaitu usaha ritel kecil berpangkal dan tidak berpangkal.

            1)      Usaha ritel berpangkal
            Usaha ritel berpangkal ini ada yang memiliki lokasi tetap, seperti warung atau kios, dan ada yang memiliki lokasi tidak tetap, seperti pedagang kaki lima.  Lokasi warung atau kios biasanya menjadi satu dengan tempat tinggal pemiliknya, dengan luas yang tidak terlalu besar, sehingga pelanggan tidak bisa memilih secara langsung barang yang akan dibeli. Sedangkan pedagang kaki lima memiliki kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, tidak memiliki surat ijin usaha, byasanya bergerombol di trotoar  jalanan.
            2)      Usaha ritel tidak berpangkal
            Jenis usaha  ritel ini tidak memiliki suatu lokasi kusus dalam melakukan kegiatan usahanya ( berpindah-pindah). Jenis usaha ritel ini menggunakan alat dalam kegiatan usahanya, seperti roda dorong, sepeda, atau alat pikul. Produk yang ditawarkan biasanya berupa buah-buahan dan sayur-mayur.

F. Peran dan Fungsi Usaha Ritel
            1.   Peran Usaha Ritel
            Produsen menjual produknya kepada grosir (wholesaler). Kemudian grosir menjualnya kepada pedagang eceran / ritel ( pengecer / peritel). Pengecer  / peritel adalah orang-orang atau toko yang kegiatan utamanya mengecerkan barang. Mereka menjual barang pada konsumen akhir. Pemasaran ritel ini sangat penting artinya bagi produsen karena melalui usaha  ritel, produsen dapat memperoleh informasi berharga mengenai produknya. Produsen dapat mewawancarai peritel mengenai pendapat konsumen mengenai bentuk, rasa, daya tahan, harga dan segala sesuatu mengenai produknya. Selain itu juga dapat diketahui mengenai kondisi perusahaan pesaing. Produsen dan peritel dapat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Produsen dapat memasang iklan, mengadakan undian, atau memberi hadiah kepada konsumen melalui toko-toko peritel. Kadang kala ada produsen  yang langsung memberikan bonus kepada peritel.
            Usaha ritel memberikan kebutuhan ekonomis bagi pelanggan melalui lima cara, antara lain :
            a. Memberikan suplai / pasokan barang dan jasa pada saat dan ketika dibutuhkan konsumen/pelanggan dengan sedikit atau tanpa penundaan. Usaha ritel biasanya berlokasi didekat rumah pelanggan, sehingga pelanggan bisa dengan segera mendapatkan suatu produk tanpa perlu menunggu lama.
            b.      Memudahkan konsumen/pelanggan dalam memilih atau membandingkan bentuk, kualitas, dan barang serta  jasa yang ditawarkan. Pelanggan mungkin hanya ingin lebih dari sekedar mendapatkan barang yang diinginkan pada tempat yang nyaman. Mereka hampir ingin selalu belanja di mana bisa mendapatkan kemudahan memilih, membandingkan kualitas, bentuk, dan harga dari produk yang diinginkan. Dalam menarik dan memuaskan pelanggan, para peritel biasanya akan berusaha menciptakan suasana belanja yang nyaman.
            c.       Menjaga harga jual tetap rendah agar mampu bersaing dalam memuaskan pelanggan.
d.   Membantu meningkatkan standar hidup masyarakat. Produk yang dijual dalam usaha ritel, tergantung pada apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh masyarakat. Upaya promosi yang dilakukan, tidak hanya memberikan informasi kepada masyarakat mengenai beragam produk barang dan jasa, tetapi juga dapat meningkatkan keinginan pelanggan untuk membeli. Hasil akhirnya adalah peningkatan standar hidup dan penjualan produk.
e. Adanya usaha ritel juga memungkinkan dilakukannya produksi besar-besaran  (produksi massal). Produksi massal tidak akan dapat dilakukan tanpa sistem pengecer yang efektif dalam mendistribusikan produk yang dibuat secara massal bagi pelanggan.
            Peran ritel dalam kehidupan perekonomian secara keseluruhan, yaitu sebagai pihak akhir (final link) dalam suatu rantai produksi, yang dimulai dari pengolahan bahan baku, sampai dengan distribusi barang (dan jasa ) ke konsumen akhir.

            2.     Fungsi Usaha Ritel
            Fungsi usaha ritel dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain :
§  Melakukan kegiatan usahanya di lokasi yang nyaman dan mudah di akses pelanggan, seperti di sekitar rumah-rumah penduduk,
§  Memberikan beragam produk sehingga memungkinkan pelanggan bisa memilih produk yang diinginkan,
§  Membagi produk yang besar sehingga dapat dijual dalam kemasan/ukuran yang kecil,
§  Mengubah produk menjadi bentuk yang lebih menarik. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan, peritel menggunakan promosi beli satu gratis satu. Dalam hal ini, produk dikemas secara menarik sehingga pelanggan tertarik untuk
§  Menyimpan produk agar tetap tersedia pada harga yang relatif tetap,
§  Membantu terjadinya perubahan (perpindahan) kepemilikan barang, dari produsen ke      konsumen,
§  Mengakibatkann perpindahan barang melalui sistem distribusi,
§  Memberikan informasi, tidak hanya ke pelanggan, tapi juga ke pemasok,
§  Memberikan jaminan produk, layanan purna jual, dan turut menangani keluhan pelanggan
§  Memberikan fasilitas kredit dan sewa. Contohnya, jasa penyewaan mobil yang  kegiatan usahanya menyewakan mobil, atau toko kmoputer yang menyediakan fasilitas pembelian komputer jinjing (laptop) secara kredit.

No comments:

Post a Comment