Menurut
pakar ahli, penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang berhubungan langsung
dengan penjualan barang atau jasa kepada konsumen akhir untuk keperluan pribadi
dan bukan untuk bisnis. Pelayanan kepada konsumen harus diutamakan karena
merupakan tanggung jawab primer sebagai pedagang eceran. Sedangkan pelayanan
pedagang besar atau produsen merupakan tanggung jawab sekunder.
Mengenai
fungsi dari penjualan eceran ini, beberapa ahli memiliki pendapat berbeda.
Menurut Davidson, Sweeney dan Stampte ( Bob Fuster, 2008 ) fungsi pedagang
eceran sebagai berikut
·
Menciptakan tersedianya pilihan barang
atau jasa sesuai dengan yang diinginkan konsumen;
·
Memberikan penawaran produk atau jasa
pelayanan dalam unit yang cukup kecil, sehingga memungkinkan para konsumen
untuk memenuhi hebutuhannya;
·
Menyediakan pertukaran nilai tambah dari
produk; dan
·
Mengadakan transaksi dengan para
konsumennya.
Berbeda
dari ketga ahli diatas, fungsi pedagang eceran menurut Stanton adalah
mengumpulkan atau mengkosentrasikan aneka ragam produk dari berbagai produsen.
Jika dirinci lagi, maka pendapat Stanson tersebut mengandung tiga fungsi
penting seorang pedagang eceran, yakni :
1. Konsetrasi
barang. Artinya, pedagang eceran mengelompokkan produk-produk tersebut dalam
jumlah yang sesuai dengan keinginan konsumen.
2. Penyamaan
barang. Artinya, pedagang eceran harus memilah-milah produk dari produsen
tersebut menjadi satuan barang yang sama yang dibutuhkan konsumennya.
3. Penyebaran
barang. Ini adalah fungsi terpenting seorang pedagang eceran, yaitu menyebarkan
kelompok barang tersebut kepada konsumen akhir atau pembeli pribadi. Itulah
beberapa pendapat fungsi penjual atau pedagang eceran.
Menyimpang
dari pembahasan tentang fungsi pedagang eceran di atas, Kotler (bob Foster, 2008) membagi tipe-tipe pedagang
eceren menjadi tiga kelompok besar, yakni store
retailer, nonstore retailer, dan retailer
organization.
Store
retailer (pedagang eceran bertoko) di bagi lagi menjadi 8 kategori, yakni :
1. Toko
khusus, adalah toko yang mempunyai lini produk terbatas. Misal, toko olah raga,
toko furniture, toko pakaian, dan lain-lain.
2. Toko
serba ada (department store), adalah toko yang memiliki beberapa lini produk,
khususnya pakaian, alat-alat rumah tangga, dan perlengkapan rumah. Bisasanya,
setiap lini produk tersebut ditempatkan di lokasi berbeda sesuai dengan lini
produknya.
3. Pasar
swalayan, adalah toko yang cukup besar. Toko ini menyediakan makanan, minuman,
kebutuhan rumah tangga, barang-barang kosmetik, hingga obat-obatan.
4. Toko
super, toko kombinasi, dan toko hiper. Toko super adalah toko yang lebih besar
dari swalayan konvensional dengan ruang jual seluas 35.000 kaki persegi. Toko
gabungan merupakan diversifikasi dari pasar swalayan yang memasukkan produk
obat-obatan dengan resep.
5. Toko
kebutuhan sehari-hari, adalah toko kecil di dekat pemukiman warga.
6. Toko
pemberi potongan harga, adalah toko yang menjual barang-barang standar dengan
harga lebih rendah dari pada pedagang lainnya.
7. Toko
gudang, adalah toko tanpa embel-embel diskon
8. Ruang
pamer catalog (catalog showroom).
Nonstore
retailer (pedagang eceran toko), dibagi menjadi empat kategori, yaitu :
·
Pemasaran langsung, yaitu suatu system
pemasaran yang menggunakan suatu metode iklan. Pemasaran ini terdiri dari
personal selling, telemarketing, direct mail marketing, catalog marketing, kios
marketing, dan online marketing.
·
Penjualan otomatis (mesin penjaja
otomatis), adalah suatu jenis pedagang eceran tanpa toko, menggunakan mesin
yang dioperasikan dengan koin dalam melayani pembeli, dimana mesin tersebut
beroperasi secara otomatis.
·
Pelayanan pembelian, yaitu suatu bentuk
pedagang eceran yang bertindak sebagai agen pembeli.
thanks
ReplyDelete